Tepat pada tanggal 1 oktober 2010 saya
mulai berpijak di Ibukota Jakarta untuk memenuhi panggilan penempatan kerja
dari kampus UNS Solo di Citra Asri Buana grup... yang saat itu saya masih ingat
betul HRD nya Ibu Silvi. Kita berangkat dari terminal Tirtonadi Solo berlima,
saya sendiri(Agus Waluyo), Bobi, Dwi, Puspo dan Mulyadi dengan tujuan Kebayoran
Lama. Saat itu Head Office CAB Grup masih di Kebayoran Lama.
Singkat cerita saya dan Bobi ditempatkan
di Citra Asri Buana Pajajaran dengan servis manager(kabeng) saat itu masih Pak
Benny Apriwendi. Kami bertiga naik Carry Pick Up bertiga dari Kebayoran ke
Bogor via tol.
Sampai saat ini saya dan Bobi memang
diakui hebat masih bertahan di CAB. Padahal banyak temen-temen yang keluar
kerja atau resign, ada yang pindah ke Suzuki lain ada juga yang memang keluar
karena sudah jenuh dengan kondisi bengkel yang keras. Kenapa saya masih betah?
Sebenarnya saya ngambil kuliah lagi kelas karyawan, pagi-sore kerja, malemnya
saya kuliah. Bagi saya kebodohan adalah dekat dengan kemiskinan. Bobi pun saya
sarankan untuk ngambil kuliah juga dan akhirnya saran saya berhasil... jadi
kita berdua sama-sama ngambil kuliah tapi beda tingkatan, makanya betah ngga
betah ya memang inilah proses hidup yang harus dijalani. Semua proses hidup ini
kita ambil hikmahnya untuk menghadapi tantangan yang ada di masa depan.
Sekaranglah saatnya bagi saya sendiri
untuk mengambil keputusan, karena saat ini saya mulai merasakan perkembangan
yang terhenti pada diri saya pribadi, saya merasa ngga bisa berkembang kalo
bertahan disini. Pekerjaan dan kondisi pekerjaan yang begitu begitu saja dari
dulu ngga ada perubahan yang signifikan. Intinya dari saya mulai bekerja sampai
saat ini saya tidak pernah merasakan secara full antara TEORI SAAT DI PUSDIK
UNS dulu dengan KENYATAAN YANG ADA DI LAPANGAN. Yang perlu digaris bawahi
adalah tidak ada yang salah pada teori yang diberikan saat di Pusdik, tapi
praktek dilapangan yang sangat-sangat jauh dari teori, entah itu penerapan dari
ATPM nya atau dari Perusahaan tempat saya bernaung.
Selama saya bekerja disini, saya amati banyak
pergantian petinggi-petinggi ATPM Suzuki yang diganti langsung dari Jepang.
Kepala bengkel tempat saya bekerja pun sudah TIGA KALI diganti juga... namun
PERUBAHAN yang saya tunggu-tunggu tak kunjung hadir. Perubahan seperti Adanya
Keseriusan untuk penerepan Teori dan Praktek Dilapangan, Ketegasan yang benar-benar
tegas kayak pasukan Nippon Jepang.
Ah... emang saya ini siapa yang mungkin
dianggap sok tau ini... hehehe... dan kebanyakan orang-orang seperti saya ini
banyak musuhnya, suka kritik sana kritik sini, Lawong Cuma Teknisi yang
dimata orang dan dimata orang-orang Suzuki sendiri sebagai derajat yang paling
rendah... yang tangannya jarang bersih... berwarna hitam... gluput sama oli
walaupun sudah dicuci sabun. Beda dengan Bapak-Bapak yang ada diatas sana, baju
rapi parlente... ah sudahlah.
Sekian tahun bergelut dengan baut dan mur
bukan berarti tidak ada yang saya dapatkan hehehe… pengalamn selama 6 tahun di
Suzuki mobil membuat saya banyak belajar tentang mesin dan sedikit managemen
perusahaan, saya mendapatkan banyak pelajaran berharga yang harganya
mengalahkan gaji saya sendiri hehehe, maka dari itu saya ucapkan terima kasih
banyak kepada teman-teman di Citra Asri Buana Pajajaran serta Teman-teman di
Suzuki Indomobil yang telah ikut serta dalam perjalanan hidup sang pendekar
hehehe... salam jos gandos kotos kotos.
Yo wis... endingnya kita harus punya
prinsip kayak orang jawa “MIKUL DUWUR MENDEM JERO”. Saya pribadi di tahun ini
mengundurkan diri dan wearpack saya yang terakhir akan saya gantung untuk
kenang-kenangan.
Semoga Suzuki bisa mencapai targetnya
sebagai ATPM nomer satu di bidang otomotif di Indonesia, seperti di India.
Suzuki Yaruki!!!